Sabtu, 14 Desember 2013

Menahan diri

Ketika kamu tahu apa itu sakit, kamu bisa belajar menikmati keindahan-keindahan kecil di sekitarmu. Siapa kira plastik hitam yang tertiup angin bisa jadi hal indah tersendiri?
Saya merasa terlahir baru. Seperti Phoenix yang lahir kembali dari abu. Saya bangun pagi ini dan merasa tertanam dalam tubuh yang berbeda. Tertanam tidak terjebak. Karena ketika kamu terhenti pada pilihan melawan atau mati, kamu hanya bisa pasrah dan menikmati. Setiap partikel dalam tubuhmu memberontak, tapi sudut kecil dalam hati mu berkata, "semua akan baik-baik saja."
Saya tidak tahu harus apa, tapi saya tidak juga merasa takut. Takut sepertinya sudah kadaluarsa. Sisa benci menjamur di balik-balik pintu, menunggu pintu ditutup sehingga ia bisa kembali merajai. Saya menahan diri, mengingat kembali keindahan-keindahan kecil tadi. Awan berjalan, plastik tertiup, pasir di lantai. Apapun yang bisa mengganjal pintu itu supaya tetap terbuka. Saya berusaha.
Saya memaknai setiap detiknya. Setiap usaha saya. Kadang topeng tak lagi berguna. Selalu ada mata-mata yang menangkap kehadiran itu di mata saya. Dan tak peduli berapa banyak mata-mata yang mengerti, selalu sulit untuk saya menahan diri.
Tolong ingatkan lagi keindahan-keindahan kecil tadi.
Tolong ingatkan lagi bahwa kamu ada di sini,
bahwa saya tidak sendiri.

1 komentar: