Senin, 02 Juli 2012

berbatas lautan

aku ini siapamu? pertanyaan itu kembali melintas dipikiranku. astaga. rasanya baru beberapa detik yang lalu pertanyaan itu pergi. kini pertanyaan itu muncul lagi secepat cahaya. entah untuk keberapa kalinya. kupejamkan lagi mataku, berharap pertanyaan itu akan lenyap ketika aku kembali membuka mata. dan.. sial. kalimat 3 kata dengan tanda tanya itu rasanya dipampang pas di depan mataku, dengan ukurang entah 3x4 meter atau lebih. tidak perlu pakai kacamata. plus memusingkan kepala.

memangnya kamu siapaku? pertanyaan itu berevolusi, tidak membaik, semakin menyesakkan dada. aku sadar status kita tak lebih dari sebutan teman lama. tapi sadarkah kamu? atau justru karna ketidaksadaranmu itu sehingga kamu berusaha menarik aku kembali pada masa lalu. aku tidak pantas menaruh rasa cemburu pada mu, orang yang hanya teman lamaku. dan kamu jauh lebih tidak pantas berbicara seakan kita masih ada dalam masa itu. masa dimana tidak ada lautan yang memisahkan tanah tempat kita berpijak. hanya jalanan, aspal dan bebatuan yang bisa ku pijak dengan nyata, yang bisa ku lalui tanpa tenggelam, tanpa duduk dalam kabin pesawat terbang. 

tidak butuh persetujuan, aku bebas menyalahkan. dan untuk kesekian kalinya aku menyalahkan kamu, tanpa kamu tau. seharusnya kamu bisa memanfaatkan waktu yang kita punya, tidak pergi saat aku ada, dan mencari saat aku sudah tidak disana. kemana saja kamu selama itu? perlukah waktu 4 tahun untuk meyakinkan hati kecilmu bahwa kita memang punya sesuatu? ssttt, tak perlu kamu jawab. aku tidak mau tau.

jadi seperti inilah keadaan kita. tidak perlu disesali karna memang tidak pantas disesali. 2 orang remaja yang saling kenal semenjak lulus sekolah dasar, yang pertama berkenalan di sebuah taman kecil dalam suatu kebetulan, bertatap muka tak lebih dari 6 bulan, dan saling menghilang dalam bayangan, memudar dan pergi. dan kembali kebetulan yang dibuat sendiri mempertemukan, 2 orang remaja dibawah sinar bulan, berbicara, mengulas cerita lama setelah bertahun-tahun tak saling jumpa, tak sampai satu jam sampai lautan kembali memisahkan.

kamu tau tanpa harus aku suarakan kalimat itu, tanpa harus ku tuliskan, tanpa harus ku bisikan. aku mencintaimu, dari sudut kecil dalam hatiku yang tidak ku sadari masih berfungsi. begitu juga aku, mengetahui isi hatimu tanpa harus kamu beritau. tapi seperti inilah kita yang terjebak dalam 2 tubuh yang terlampau jauh pijakannya. yang tidak bisa saling menyentuh meski sekedar berjabat tangan. yang tidak bisa saling mendengar tanpa bantuan gelombang signal. hanya dari hati kita bisa berbicara dengan jelas, tanpa suara dan gambaran, hanya rasa yang aku yakin kamu juga pasti rasa. sebatas itu. karna kita tau bagaimanapun kita tetap satu.

dari sini aku bisikan namamu, tanpa suara, hanya gerakan bibir saja. dari seberang lautan. jalan kemana nantinya aku pulang.

aku tidak tau kemana jalan air hujan menghilang, namun aku tau nantinya ia akan bertemu lautan.

aku tidak tau kemana hati ini akan membawaku,
namun aku tau nanti jawabannya selalu 'kamu'


demi seseorang yang kembali dari masa lalu,
yang dapat kapanpun menghilang,
tanpa bisa disalahkan.