Jumat, 29 Juni 2018

Lelayu

Tujuh hari ini aku bersahabat 
dengan teh hangat.

Pun kuminta, Gal
dekapmu terlalu jauh untuk aku terima.

Lagi darah di nadiku membeku
dan kulitku membiru seperti Nebula.

Cuma Sosro.
Cuma Sosro bentuk derma dari Semesta.
Sepuluh jariku memeluk erat cangkir itu
sementara kebul uapnya mengaburkan lensa.
Lalu yang bisa kulihat hanya bayang sosokmu
misuh-misuh melepas kacamata
mengutuk kopi panas yang baru kau seruput di meja kita.
Rokok dan kopi. Jam tiga pagi.

Waktu itu udara mohon kita untuk saling peluk
atau sekedar genggam tangan.
Telapakku selalu lebih dingin.
Dengan bangganya kau bilang
"aku dikirim jauh-jauh dari Asgard
Odin minta aku pertaruhkan nyawa
buat jaga imbangnya suhu tubuhmu".
Perapian hatiku disulut tawamu renyah
dan seketika itu, Gal
aku menghangat.

Tapi itu delapan hari lalu.
Pagi ini ya cuma Sosro.

Cuma Sosro
dan air panas dispensermu.
Sanak famili yang datang
ikut mengirimmu doa seminggu ini
kusuguhkan mereka Sosro juga.

Moga pun, Gal
pesamnya merangkul kau.

                                                   Tidur pulas
                           bilang Odin misimu gentas.

Minggu, 17 Juni 2018

Yang ingin diikat di tulang belikat

jangan pergi malam ini
kasurku yang pas buat berdua minta kita rebah
sembari kusambung titik bintang dari selatan ke utara

ada juga rasa yang bibir kita coba terka
sekian puntung hingga kau mulai lupa
sampai aku mulai iya

jangan pergi malam ini
biar aku susuri dulu rasi di matamu itu
menghafalkan setapakku pulang nanti

sebab besok, sayang
matahari tetap datang.


untuk Sal,
pun belikatnya tak lagi punya tempat