Senin, 04 November 2013

Beda Mau, Beda Butuh

Kemarin saya ngobrol dengan Dina, waktu itu hampir tengah malam karena dia kebetulan sedang menginap di kostan. Saya tanya soal mana yang benar dan salah di mata dia sebagai seorang perempuan tentang satu hal. Sebenarnya saya ingin ungkapkan apa yg sebenarnya kami bicarakan, tapi demi hidup-mati beberapa pihak--terutama saya, saya akan rangkum pembicaraan kami itu dengan kalimat yang berbeda.
"Waktu itu kamu sedang tidak enak badan, tapi ingin sekali jalan-jalan. Orang pertama mengantar kamu jalan-jalan seharian tanpa bosan. Orang kedua marah-marah keesokan harinya bertanya kenapa kamu jalan-jalan dan tidak istirahat di rumah saja. Mana yang kamu pilih?"
"Orang pertama"
"Kenapa?"
"Karena dia ada"
Saya cuma mengangguk. Dina cuma menganggap pertanyaan itu angin lewat. Saya tidak mau berdebat. Saya cuma menarik kesimpulan, bahwa kami berdua punya jalan pikiran yang berbeda. Karena jujur, saya memilih orang kedua.
Saya berpikir belakangan, ketika ada orang yang memberi apa yang saya mau, apa dia memberi apa yang saya butuh? Kira-kira seperti itu intinya. Saya mau orang yang seperti itu, yang bukan memberikan apa yang saya mau, melainkan apa yang saya butuh.
Malam itu sebenarnya saya ingin menjawab,
"Orang pertama mungkin cocok dijadikan pacar. Tapi orang kedua cocok dijadikan suami."

4 komentar:

  1. Begini, di atas, Anda bilang kalau Anda menanyakan teman Anda dengan pertanyaan yang berbeda, tentu jawabannya pun akan berbeda. Katakan saya sok tahu, tapi menurut saya pertanyaan yang Anda tanyakan kepada teman Anda dan yang tertulis di sini tidak sejajar. Di analogi pertanyaan yang Anda buat di atas, tentu saja, orang kedua lebih benar, karena dia mengkhawatirkan kesehatan kamu(saya). Sedangkan orang pertama, niatnya hanya ingin membahagiakan Anda dengan menemani Anda berjalan-jalan seharian walaupun dalam kondisi sakit. Tetapi di sini tidak dijelaskan, seberapa dekat hubungan Anda dengan kedua laki-laki tersebut? Apakah laki-laki pertama tahu Anda sedang sakit? Kalau menurut saya lagi, pembuktiannya kurang mantap. Maaf kalau saya meracau, saya hanya memberi pendapat :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. You dont have to be like this :| sebenernya sama aja pertanyaannya, cuma harus diganti supaya aku selamat dunia akhirat :| ini berhubungan sama apa yg mau aku ceritain, tp harus langsung, to many eyes kalo disini wkwk. Lopyu.

      Hapus
  2. karena ini sesi komen,kalimat ini ga bisa dibilang ikut campur

    sebenarnya untuk dimintai pendapat,hal kyk gini ga perlu penjelasan detail. Mau dia tau kamu sakit atau enggak,ujung-ujungnya orang pertama bakal tetep nemenin kamu buat jalan-jalan,mau dia deket sama kamu atau enggak hasilnya bakalan tetep sama...intinya cowo pertama ama kedua punya sifatnya sendiri-sendiri, dan ga bisa dipungkiri kalo pertanyaan ini ga perlu jawaban detail,cukup pilih laki-laki pertama atau kedua.titik.beres.

    BalasHapus
    Balasan
    1. waw. kamu memang udh berubah. hahaha enno yang sekarang jadi lebih keren :3

      memang sih, tapi menurut aku itu malah kembali ke akunya sendiri. orang seperti apa aku dan orang seperti apa yang aku mau. sesimpel itu sebenernya. dan aku nulis disini cuma karena aku ga ngerti gimana cara nyalurin pikiran, dan akhirnya, disini aku bisa nyalurin itu kan, dan thank God ada yg ngerespon wkwk

      Hapus